Jumat, 29 Juni 2012

kewirausahaan




Makalah : DALAM PIKIRAN KREATIF ORANG BERJIWA WIRAUSAHA : DARI IDE MENJADI KENYATAAN Written by Rensa Bunga    Thursday, 19 May 2011 04:25
Prinsip kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan IDE baru dan berguna.  Untuk apa kemampuan ini? Untuk dapat memecahkan masalah dan tantangan.
Berbagai cara wirausahawan menciptakan nilai :
· Menciptakan produk atau jasa baru.
· Mengembangkan teknologi baru.
· Menemukan pengetahuan baru dan cara untuk menyediakan berbagai cara untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih sedikit sumber daya.
· Memperbaiki produk atau jasa yang telah ada.

2.1 Kreativitas, Inovasi, dan Kewirausahaan
‘Rahasia’ kewirausahaan dapat menciptakan pasar ? Sesungguhnya tidak ada, tetapi terletak pada Penerapan kreativitas & inovasi untuk memecahkan masalah dan menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah & peluang. Kreativitas adalah Kemampuan mengembangkan ide baru & menemukan cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah Kemampuan menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang.

Menurut Ted Levitt :
Kreativitas adalah Memikirkan hal-hal baru.
Inovasi  adalah Mengerjakan hal-hal baru.

Wirausahawan sukses dengan cara memikirkan dan mengerjakan hal-hal baru atau hal-hal lama dengan cara-cara baru. Wirausahawan yang sukses memiliki ide dan kemudian mencari cara agar ide tersebut sukses memecahkan masalah/memuaskan kebutuhan. Kreativitas & inovasi merupakan ‘Penentu’ dan menjadi inti keterampilan bisnis. Proses disiplin & sistematis dalam menerapkan kreativitas & inovasi terhadap kebutuhan & peluang di pasar menghasilkan kewirausahaan. Kewirausahaan yang sukses adalah proses konstan yang mengandalkan kreativitas, inovasi, dan penerapannya di pasar.

2.2 Kreativitas-Kebutuhan untuk Keberlangsungan Hidup
Kreativitas merupakan sumber mengembangkan keunggulan bersaing dan kebutuhan keberlangsungan hidup. Untuk dapat: Mengembangkan solusi kreatif seorang wirausahawan harus menjangkau lebih jauh. Menjadi mesin inovasi seorang wirausahawan harus mengubah perspektif. Salah satu hambatan yang paling besar adalah Paradigma (sebuah hambatan mental yang menghalangi kreativitas) yang artinya adalah Gagasan yang telah disusun mengenai dunia ini, seperti apa seharusnya & cara seharusnya beroperasi.
Wirausahawan sukses melewati batasan teknologi dan ekonomi.
2.3       Dapatkah Kreativitas diajarkan?
Kearifan Umum : Ada orang yang kreatif (imajinatif, berjiwa bebas, & berjiwa wirausaha) dan ada yang tidak (mengandalkan logika, berpikir sempit, serta kaku).
Penelitian :“Siapa saja dapat diajar berbagai teknik & perilaku yang dapat membantu mereka menghasilkan berbagai ide”
Namun masalah yang dihadapi penjelasan ini adalah:
· Di banyak organisasi, orang tidak pernah diajari-atau bahkan diharapkan-menjadi kreatif.
· Banyak bisnis yang gagal mengembangkan lingkungan yang mendorong kreativitas.
· Banyak orang tidak pernah menggali kreativitas, akhirnya perusahaan tidak berkembang .
Jadi, seperti apakah seharusnya seorang wirausahawan bertindak? Bukan hanya belajar berpikir kreatif, tetapi harus melakukannya demi perusahaan.
Memahami pemikiran kreatif terlebih dahulu sebelum menggambarkan kapasitas kreatif atau merangsang kreativitas.

2.4             Pemikiran Kreatif
Fungsi-fungsi tertentu dari 2 bagian otak:
1. OTAK KIRI:
a. Pemikiran Linear dan Vertikal
b. Bahasa,Logika,Simbol
c. Selangkah demi selangkah

2. OTAK KANAN:
a. Kaleidoskopis dan Lateral
b. Emosi,naluri,fungsi-fungsi spasial
c. Naluriah

Seorang Wirausahawan  yang Sukses menggunakan: OTAK KIRI untuk Menilai potensi dasar atas ide yang dihasilkan dan OTAK KANAN untuk Menghasilkan Produk, Jasa atau Ide Bisnis yang Inovatif.

2.5 Halangan Bagi Kreativitas
Sejumlah halangan bagi kreativitas antara lain:
a. Mencari satu jawaban yang “tepat”
b. Berfokus untuk “berpikir logis”
c. Mengikuti aturan secara membabi buta
d. Terus menerus bersikap praktis
e. Memandang Permainan adalah hal yang tidak berguna
f. Terlalu terspesialisasi
g. Menghindari ambiguitas
h. Takut terlihat tolol
i. Takut salah dan gagal
j. Percaya bahwa “saya tidak kreatif”

2.6      Cara Meningkatkan Kreativitas
a)   Masukkan kreativitas sebagai nilai inti perusahaan
b)   Merangkul keragaman
c)   Mengharapkan kreativitas
d)   Mengharapkan dan memberi ruang pada kegagalan
e)   Mendorong rasa ingin tahu
f)   Melakukan perubahan tata ruangan secara periodik
g)   Memandang masalah sebagai tantangan
h)   Memberikan pelatihan kreativitas
i)    Memberikan dukungan
j)    Mengembangkan prosedur untuk menangkap ide - ide
k)   Berbicara dengan pelanggan
l)    Mencari tahu kegunaan produk atau jasa perusahaan anda di pasar lainnya
m)  Memberikan penghargaan atas kreativitas
n)   Memberi contoh perilaku kreatif
o)   Meningkatkan kreativitas individual
p)   Beri kesempatan diri anda menjadi kreatif
q)   Beri pikiran anda masukan segar setiap hari
r)    Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya terutama yang berada dalam pasar yang benar – benar berbeda
s)   Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan
t)    Bawalah selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide anda
u)   Dengarkan orang lain
v)   Dengarkan apa kata pelanggan
w)  Berbicara dengan anak kecil
x)   Simpan kotak mainan di kantor anda
y)   Baca buku mengenai cara merangsang kreativitas atau mengambil kursus
z)   Luangkan waktu anda
2.7        Proses Kreatif
Langkah – langkah dalam proses kreatif :
a. Persiapan, meliputi pelatihan formal, pelatihan saat kerja, pengalaman bekerja, dan peluang belajar lainnya.
b. Investigasi, meliputi mengembangkan pemahaman yang kuat atas masalah, situasi, atau keputusan yang ada.
c. Tranformasi, memerlukan dua jenis pemikiran  KONVERGEN dan  DIVERGEN.
d. Inkubasi, merefleksi informasi yang dikumpulkan melalui alam bawah sadar. Inkubasi terjadi ketika seseorang sedang jauh dari masalah tersebut, kadang-kadang terlibat dalam aktivitas yang sama sekali tidak terkait dengan masalah itu
e. Iluminasi, terjadi selama fase inkubasi. Langkah iluminasi yang datang secara tiba-tiba sering kali menipu.
f. Verifikasi, Melakukan percobaan, Menjalankan simulasi, Menguji pemasaran produk atau jasa,  Menetapkan program pemandu dalam skala kecil, Membuat prototip.
g. Implementasi, Berfokus untuk mengubah ide menjadi kenyataan.
2.8      Teknik Meningkatkan Proses Kreatif
a. Curah gagasan
Proses dimana sekelompok kecil orang berinteraksi dengan struktur yang sangat sedikit, dengan tujuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan imajinatif sebanyak mungkin.
b. Pemetaan  pikiran
Teknik grafis yang mendorong pemikiran kedua sisi otak, secara visual memperagakan berbagai macam hubungan antar-ide, dan meningkatkan kemampuan untuk memandang masalah dari berbagai sisi.
c. Triz
Pendekatan sistematis yang didesain untuk membantu masalah teknis apa saja, dari mana pun sumbernya.
d. Rapid prototyping
Proses untuk menciptakan model ide yang memungkinkan wirausahawan menemukan kecacatan dari idenya dan membuat perbaikan dalam desainnya.
2.9       Kekayaan Intelektual: Melindungi ide anda
a) Hak Paten (patent): adalah pengakuan dari Patent and Trademark Office (Kantor Perdagangan dan Hak Paten –PTO) Amerika Serikat (untuk Indonesia dari Departemen Hukum dan Perundang-undangan) kepada penemu produk sehingga si penemu memiliki hak untuk membuat, menggunakan, atau menjual penemuan tersebut sendirian di dalam negeri ini selama 20 tahun sejak tanggal pengajuan aplikasi hak paten. Hak paten masa berlakunya habis setelah 20 tahun dan tidak dapat diperbaharui. Tetapi hak paten untuk desain hanya 14 tahun setelah tanggal hak paten tersebut diterbitkan.
Untuk menerima hak paten, penemu harus mengikuti tahapan berikut ini :
· Menentukan unsur kebaruan penemuan.
Penemuan tidak dapat dipatenkan jika diketahui atau telah digunakan di Amerika Serikat atau telah dipublikasikan dalam negeri ini atau di negara asing lainnya.
· Mendokumentasikan alat.
Untuk melindungi klaim hak paten, penemu harus bisa memverikasi tanggal pertama mereka mendapatkan ide untuk penemuan mereka.
· Menyelidiki Hak Paten yang telah ada.
Untuk memverifikasi bahwa penemuan tersebut benar-benar baru, tidak dikenal sebelumnya, dan berguna, penemu harus menjalankan penyelidikan hak paten yang telah ada mengenai produk-produk serupa.
· Mempelajari hasil penyelidikan.
Setelah penyelidikan hak paten selesai, penemu harus mendapatkan hasil-hasilnya untuk menentukan peluang mereka memperoleh hak paten.
· Mengajukan aplikasi hak paten.
Jika penemu memutuskan untuk mencari hak paten, harus mengajukan aplikasi yang berisi gambaran penemuan kepada PTO.
· Melaksanakan aplikasi hak paten.
Sebelum PTO mengeluarkan hak paten, salah seorang petugas pemeriksa mempelajari aplikasi hak tersebut untuk menentukan apakah penemuan itu memerlukan hak paten. Persetujuan ini biasanya butuh waktu satu setengah sampai dua tahun dari tanggal pengajuan.
b) Merek Dagang adalah kata, ungkapan, simbol, rancangan, nama,logo, slogan, atau hiasan dagang khusus yang digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi keaslian produk atau untuk membedakannya dari barang-barang lain dipasaran.
Merek jasa adalah memberikan perlindungan yang sama dengan merek dagang, namun mengidentifikasi dan membedakan sumber suatu jasa, bukannya produk.
c) Hak cipta adalah hak ekslusif yang melindungi pencipta karya asli.
Contohnya : dalam bidang drama, musik,karya seni, dan kesusateraan.

2.10 Melindungi Hak Atas kekayaan Intelektual
· Mendapatkan perlindungan hak paten, merek dagang, dan hak cipta tidaklah berguna jika wirausahawan tidak mengambil tindakan untuk melindungi hak-hak tersebut di pasar.
· Senjata utama wirausahawan dalam melindungi hak paten, merek dagang dan hak ciptanya adalah sitem hukum.
· Tuntutan hukum selalu melibatkan biaya.


DISKUSI DAN PEMBAHASAN
1. Q : Apakah kreativitas dapat diajarkan?
A : Ya, kreativitas dapat diajarkan, dengan mengajarkan berbagai cara, teknik, dan perilaku yang bisa menghasilkan ide. Dengan mengajarkan orang lain berbagai cara melihat berbagai sudut pandang yang bisa menghasilkan ide dan kreativitas tinggal bagaimana mereka tidak hanya mau belajar, tetapi juga melakukannya.

2. Q : Dimana letak hubungan kreativitas dan inovasi?
A : Kreativitas adalah bagaimana menemukan dan mengembangkan ide baru ketika kita melihat sebuah peluang atau masalah di sekitar dan memikirkan cara baru untuk memecahkan permasalahan itu. Sedangkan inovasi adalah bentuk realisasi dari kreativitas, dimana inovasi adalah kemampuan menerapkan ide dan cara baru tadi sebagai sebuah solusi kreatif terhadap masalah dan peluang.

3. Q : Apa saja halangan saat mengajarkan orang lain cara berpikir kreatif?
A : Ada banyak orang yang tidak pernah diajari ataupun memiliki kemauan berpikir kreatif. Juga adanya lingkungan yang tidak mendukung berkembangnya kreativitas, dan juga orang yang kreatif hanya diawalnya saja, dan selanjutnya tidak mau lagi berpikir kreatif.

4. Q : Hal apakah yang menghalangi seseorang untuk berpikir kreatif?
A : Salah satu hambatannya adalah munculnya paradigma,yakni sebuah gagasan mengenai gambaran dunia, seperti apa dan bagaimana caranya beroperasi, atau dengan kata lain, keyakinan/kepercayaan bahwa dunia ini tidak dapat lagi dirubah dan tidak memerlukan inovasi, kreasi, dan perubahan. Hal ini menghambat seorang wirausaha,karena sudah termasuk mengikat dan menghalangi seseorang dalam melihat peluang. Selain itu juga ada sikap gengsi dan enggan akan perubahan dari masyarakat, yang bahkan bisa juga menerpa/menjangkiti seorang wirausahawan.

5. Q : Mengapa seseorang perlu menggunakan hak paten dan hak cipta atas kreativitas dan inovasinya?
A : Karena kreativitas dan inovasi merupakan sebuah kekayaan intelektual, yang menjadi hak kita sebagai pemiliknya untuk memperoleh hasil baik berupa penghargaan atau berupa harta benda atas keuntungan yang diperoleh dari penerapan kreativitas dan inovasi tersebut.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kewirausahaan adalah mengenai bagaimana menghasilkan ide (berpikir kreatif) dan menerapkannya dalam sebentuk inovasi. Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam mengembangkan dan menemukan ide baru setiap melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan menerapkan ide baru ini sebagai solusi kreatif dalam memecahkan masalah dan peluang.
Tanpa kreatifitas dan inovasi seorang wirausahawan tidak dapat menghasilkan sesuatu apapun yang dapat mengembangkan usahanya.
Maka dapat disimpulkan bahwa Kreativitas dan Inovasi merupakan inti dari kewirausahaan, tanpa inti ini seseorang tidak dapat disebut sebagai seorang wirausahawan dan tanpa mengembangkannya, maka kewirausahaan itu juga akan berhenti dan tidak dapat berlangsung lama



















BERJIWA WIRAUSAHA
Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

Ciri-ciri dan sifat dari wirausaha :
1. Percaya diri: keyakinan, ketidak tergantungan, individualitas, optimisme.
2. Berorientasikan tugas dan hasil : kebutuhan akan prestasi berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, dan
inisiatif.
3. Pengambil resiko : kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan.
4. Kepemimpinan : bertingkah laku sebagai pemimpin dapat bergaul dengan orang lain
menanggapi saran2 dan kritik.
5. Keorsinilan : inovatif dan kreatif fleksible, punya banyak sumber rerba bisa.
6. Berorientasi ke masa depan.

A. Falsafah Wirausaha
Keberhasilan sebagai wirausaha tergantung kepada kesediaan anda untuk bertanggung jawab atas pekerjaan anda sendiri. Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan anda. Jika anda secara jujur dan agresif mengejar tujuan-tujuan ini, anda akan dapat mencapai hasil-hasil yang positif.

B. Wirausah Sebagai Pribadi
Setiap orang adalah individu yang unik, semua orang mempunyai pengalaman masa lampu yang berbeda, hidup dalam situasi kehidupan yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab yang berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan.
Anda harus bersedia dari pengalaman dan berubah dari waktu kewaktu. Anda haruslah selalu sadar akan cara-cara baru,untuk meningkatkan produktifitas anda sendiri. Salah satu kunci utama bagi keberhasilan anda adalah keterlibatan anda dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.

C.Menjadi Wirausaha Ditempat Kerja Anda
Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi karir anda. Bersifat lah fleksibel dan imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Anda haruslah bersedia berkerja dalam keadaan konflik, perubahan dan keragu-raguan. Anda harus menyusun prioritas dalam sasaran karir, dan hasil-hasil yang di inginkan harus berkaitan dengan tujuan-tujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sebuah ciri wirausaha yang penting adalah bahwa anda menawarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Semakin besar kebutuhan orang akan produk atau jasa anda, semakin besar imbalan anda. Jika anda bekerja untuk meningkatkan tingkat hidup orang lain dan memperbaiki kehidupan mereka anda akan melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Inilah maana menjadi seorang wirausaha.

D. Sikap Terhadap Karir
Para wirausah memimiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat di terapkan pada sejumlah karir yang luas.
Faktor-faktor dalam mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan dalam karir anda adalah :
1. Pililah sebuah kari yang akan memberikan anda kemungkinan untuk mewujudkan diri
anda secara kreatif dan juga memungkinkan pertumbuhan pribadi dan profesi.
2. Jika anda memulai kari, tindakan-tindakan anda hendaknya mencontoh orang-orang
yang berhasil dalam bidang pekerjaan yang sama
3. Selalulah berusaha meningkatkan diri.
4. Karena semuanya selalu berubah, maka andapun haruslah berubah.
5. Anda harus berosientasikan tindakan.
6. Buatlah beberapa hal yang menjadi rutin agar anda mempunyai banyak waktu untuk
berwirausaha.
7. Jika anda terlibat secara pribadi, maka terimalah tanggung jawab untuk
mensukseskan sesuatu kegiatan
8. Anda harus mampu menggabungkan sifat-sifat pribadi dari pada individu yang bekerja
untuk anda dalam upaya mencapai hasil-hasil maksimum.
9. Mengambil keputusan merupakan ciri utama dari wira usaha yang berhasi.
10.Hiduplah pada masa sekarang dan janganlah memboroskan waktu dengan menyesali
kegagalan di masa lampau

E. Sifat Mental
Para wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat. Mereka merupakan individu-individu yang matang yang telah mengembangkan suatu cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Sikap mental yang tepat terhadap pekerjaan sangatlah penting parawirausaha yang berhasil menikmati pekerjaan mereka dan berdedikasi total terhadap apa yang mereka lakukan. Sikap mental positif mereka mengubah pekerjaan mereka menjadi pekerjaan yang menggairahkan, menarik dan memberi kepuasan.

F. Pentingnya Sikap Positif
Sikap mental positif memudahkan anda unuk memfokus pada kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian atas hasil-hasil yang ingin anda capai.
Faktor-faktor yang berguna bagi wirausaha dalam mengembangkan sikap mental yang positif :
1. Pusatkan perhatian anda
2. Pilihlah sasaran positif dalam pekerjaan anda.
3. Bergaulah dengan orang-orang yang berfikir dan bertindak secara wirausaha
4. Percaya diri anda dan bakat -bakat anda
5. Lingkungan anda akan mempengaruhi prestasi anda
6. Hilangkan beban dengan mengambil tindakan

G. Kebiasaan dan Sikap
Jika anda mengerti bahwa andalah yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan anda, seharusnya anda bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan masa depan.
Wirausaha sejati adalah orang yang selalu berubah dan berkembang. Mempunyai sikap-sikap yang positif dan citra diri yang sehat penting bagi semua wirausah

Kamis, 28 Juni 2012

makalah psikologi


Makalah Psikologi
Implikasi Pertumbuhan dan Perkembangan pendidikan
umj logo.jpeg





Disusun Oleh:

Efi Desti Utami
NIM:   2011590001


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Tahun 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami perubahan dari bayi sampai dewasa. Perubahan tersebut bukan  hanya bersifat jasmani namun bisa bersifat rohani. Perubahan ini mencakup dua tahapan, yaitu perkembangan dan pertumbuhan. Proses pertumbuhan manusia bersifat meningkat, menetap,  kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Berbeda halnya dengan perkembangan yang relatif berkelanjutan sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya. Dengan demikian, pertumbuhan cenderung mengarah pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh sampai pada masa tertentu sedangkan perkembangan lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Menurut Whiterington (1982:10) bahwa pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu artinya bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan pembelajaran yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-mengajar. Oleh sebab itu manusia memerlukan pendidikan  demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan setiap individu untuk mengembangkan kualitas, potensi dan bakat diri.
B.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan pembuatan makalah adalah mengkaji bagaimana implikasi pertumbuhan dan perkembangan individu terhadap pendidikan.








BAB II
KONSEP DASAR

1. Pertumbuhan
Menurut A.E. Sinolung (1997) pertumbuhan merujuk pada perubahan kuantitas, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti tinggi dan berat badan. Sedangkan menurut Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat dari perbanyakan sel-sel. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
 2. Perkembangan
Menurut Nagel (dalam A. Razak Daruma, Sulaiman Samad, Mustafa, 2007) perkembangan merupakan pengertian di mana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi, maupun dalam bentuk akan mengakibatkan perubahan fungsi. Menurut Sugiyanto (2006) perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya organ-organ tubuh makin bisa dikendalikan sesuai dengan kemauan. Makin terspesialisasi artinya organ-organ tubuh semakin bisa berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dari kedua pendapat di atas, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
            Prinsip-prinsip perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :
  1. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia.
  2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
  3. Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional satu sama lainnya saling berhubungan.
  4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
5.      Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki karakteristik tertentu

 3. Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan, apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan.














BAB III
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
 Tahapan-Tahapan Perkembangan Individu 
Ada banyak pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut:
A. Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu masa vital dan masa estetik
  • Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
  • Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
B. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu masa kelas-kelas rendah dan masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
  1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
  2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
  3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
  4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
  5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
  6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
  1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
  2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
  3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
  4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
  5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
  6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
C. Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam tiga bagian yaitu :
  1. masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,
  2. masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya.
  3. masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
D. Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.
 B. Implikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Terhadap Pendidikan
1. Implikasi Perkembangan Otak Terhadap Pendidikan Dasar
Dengan memggunakan otak maka seseorang akan mampu menghasilkan tiga macam bentuk fikiran, yaitu rasio-intuitif, emosional, dan fikiran spiritual. Yahya Muhaimin (dalam Taufik Pasiak, 2004) mengatakan bahwa kemapuan otak merupakan potensi yang memungkinkan seseorang dalam mengembangkan diri untuk menjadi makhluk menuju eksistensi (wujud) yang sempurna di dunia ini. Otak yang tidak dirangsang secara optimal tentu tidak akan membuat pemilik otak tersebut menjadi makhluk yang sempurna.
Hampir semua orangtua tahu bahwa anak dengan otak yang terlatih dan terdidik, tanpa mengabaikan kualitas emosional dan spiritual, akan mampu membuat mereka menjadi bahagia, cerdas dan berakhlak. Tentu saja ini diperoleh oleh anak yang memiliki otak yang berkualitas dan pengembangan emosional dan spiritual yang mantap.
Untuk meningkatkan potensi otak agar anak bisa menjadi cerdas, ditentukan pula oleh kapasitas ingatan, jumlah informasi dan kualitas pendidikan anak. Markowitz (2002) dalam bukunya “otak sejuta gigabyte: buku pintar membangun ingatan super” juga membahas tentang proses ingatan, mengelola informasi, dan strategi untuk sukses di sekolah. Ingatan seseorang memberikan rujukan pada masa lalu dan prediksi untuk masa yang akan datang. Ingatan yang menyentuh emosi, penuh kehangatan atau penuh trauma, umumnya tersimpan untuk waktu yang lama. Semua pengalaman yang dilalui dan dimiliki oleh seseorang akan tersimpan dalam otak dan dengan pengulangan, pengistirahatan serta sentuhan emosi, maka ingatan yang kuat akan terbentuk. Ingatan anak akan tumbuh karena seringnya pemakaian dan semakin banyaknya anak belajar. Untuk itu anak perlu dikondisikan agar terbiasa belajar dengan teratur dan frekuensi yang tinggi, menjadikan belajar sebagai kebutuhan hidup anak.
Dalam mengoptimalkan potensi otak demi untuk pendidikan, maka pemilik otak itu harus memperhatikan pertumbuhan dan pengembangan otak mereka. Namun yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan perkembangan otak mereka dalah orang tua, guru, pengasuh, masyarakat dan pemerintah. Yang diperlukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak mereka adalah, memperkaya pengalaman hidup mereka (anak), memberi pendidikan dan pengalaman hidup, memberi makanan dan minumab yang bergizi, cukup gerak badan dan istirahat. Dan hal lain yang juga penting adalah memberi model dan sentuhan kasih sayang. Kemudian yang perlu dihindari karena bisa membelenggu pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak/ siswa adalah kebiasaan yang asal serba melarang, terlalu suka campur tangan dan serba membatu.
 3. Karakteristik Individu dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Dasar
Karakter merupakan watak atau ciri seseorang yang dapat membedakan satu dengan yang lainnya. Karakter dapat memberikan peran dan fungsi  terhadap tingkah laku seseorang. Pembentukan karakter merupakan proses tanpa henti yang diperoleh dari pendidikan, pengalam hidup dan lingkungannya. Manusia memiliki ciri khas yang disebut hakikat manusia.
Setiap siswa mempunyai kemampuan dan pembawaan yang berbeda. Siswa juga berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama. Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan sosial siswa membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita siswa, tentunya dengan bimbingan guru.
Karakteristik siswa sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Siswa yang mempunyai kesiapan secara fisiologis dan psikologis akan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebaliknya, siswa yang tidak mempunyai kesiapan secara fisiologis dan psikologis akan mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi perbedaan karakteristik siswa adalah dengan menerapkan mastery learning (pembelajaran tuntas). Mastery learning memungkinkan siswa untuk menyelesaikan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan karakteristik masing-masing. Tidak semua siswa mampu menguasai materi pembelajaran dalam waktu yang sama. Perbedaan individual merupakan hal yang pasti dijumpai dalam kondisi pembelajaran di manapun. Menghadapi perbedaan individual siswa, guru harus bersikap bijaksana. Artinya, guru harus bersikap sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan memberikan perhatian yang cukup kepada siswa yang bermasalah. Guru perlu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan di antara para siswanya. Hal yang harus dipahami oleh guru adalah tidak semua siswa harus memiliki penguasaan yang sama terhadap pelajaran.
 4. Implikasi  Perkembangan Kognitif Terhadap Pendidikan Dasar
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Menurut Piaget (Bringuier, 1980), pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antara pikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
Berikut ini beberapa upaya yang harus dilakukan pendidik dalam mengembangkan kemampuan metakognisi dan strategi kognitif.
  1. Pendidik harus mengajarkan dan menganjurkan kepada peserta didik untuk menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia mereka.
  2. Memberikan pelatihan tentang strategi belajar, kapan dan bagaimana menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas baru dan sulit. Penelitian tentang pelatihan strategi menunjukkan bahwa terjadinya kemajuan belajar secara subtansial setelah peserta didik mengikuti pelatihan strategi di sekolah (Seiffer dan Hofnung, 1994).
  3. Menunjukkan strategi belajar yang efektif serta mendorong peserta didik untuk menggunakan strateginya sendiri.
  4. Mengidentifikasi situasi-situasi di mana suatu strategi memungkinkan untuk digunakan.
  5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sendiri dengan sedikit atau tanpa bantuan dari pendidik.
  6. Memberi kesempatan seluas luasnya kepada peserta didik untuk mengakses hasil belajarnya sendiri, sehingga mereka bisa mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan apa yang belum diketahuinya.
  7. Sering memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar mereka ketika pendidik sering memberikan umpan balik.
  8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi belajarnya sendiri dan menolong mereka mengembangkan mekanisme melakukan perbuatan belajar yang efektif.
  9. Mengharapkan dan menganjurkan peserta didik untuk belajar mandiri, yakni melakukan perbuatan belajar sendiri, menentukan sendiri apa yang harus dilakukan memecahkan masalah sendiri, tanpa bergantung pada orang lain (Desmita, 2009:143-144).
5.Implikasi Perkembangan Moral dan Spiritual  Terhadap Pendidikan

Beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan dalam membantu perkembangan moral dan spiritual peserta didik, yaitu:
1.      Memberikan pendidikan moral dan keagamaan melalui kerikulum tersembunyi.
2.      Memberikan pendidikan moral langsung, yakni pendidikan moral dengan pendekatan pada nilai dan sifat.
3.      Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan pendidikan moral tidak rangsung terfokus pada upaya membantu siswa untuk memperoleh kejelasan mengenai tujuan hidup mereka.
4.      Menjadikan wahana yang kondusif bagi peserta didik menghayati agamanya.
5.      Membantu peserta didik mengembangkan rasa ketuhanan melalui pendekatan spiritual parentin.



6.Implikasi Proses Penyesuaian Individu Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempelancar proses penyesuaian diri  setiap individu khususnya di sekolah adalah sebagai berikut.
1.      Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi individu didik baik secara sosial, fisik, maupun akademis.
2.      Menciptakan suasana belajar mengajkar yang menyenangkan bagi peserta didik.
3.      Usaha memahami peserta didik secara menyeluruh baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4.      Menggunkan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.
5.      Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
6.      Ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
7.      Peraturan atau tata tertib yang jelas dan dipahami oleh peserta didik.
8.      Guru menjadi teladan dalam segala aspek pendidikan
9.      Kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksindividuan kegiatan pendidikan di sekolah.
10.  Pelaksanaan program bimbingan dan penyeluhan sebaik-baiknya.
11.  Situasi kepemimpinan yang saling pengertian dan tanggung jawab baik pada guru, maupun pada siswa.
12.  Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat (Sunarto dan Hartono, 2008:240).
Guru merupakan figur pendidik yang penting dan besar pengaruhnya terhadap penyesuaian peserta didik, maka dari itu seorang guru harus memiliki sifat-sifat yang efektif, yaitu sebagai berikut.
1.      Memberi kesempatan, antusias, dan berminat dalam aktivitas peserta didik di kelas.
2.      Ramah ( cheerful) dan optimis.
3.      Mampu mengontrol diri, tidak mudah terganggu, dan teratur tindakannya.
4.      Senang akan canda gurau dan mempunyai rasa humor.
5.      Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahannya sendiri.
6.      Jujur dan objektif dalam memperlakukan peserta didik.
7.      Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan peserta didik (Ryans dalam Sunarto dan Hartono, 2008:241).